Saat ini, Indonesia merupakan penghasil 61% total produksi kelapa sawit di dunia. Jika dilihat secara jangka panjang, maka tantangan utamanya yakni bagaimana membangun sistem dan usaha agribisnis kelapa sawit yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi. Sebagai salah satu penghasil terbesar kelapa sawit dunia, tak sedikit yang menekan Indonesia untuk bijak dalam mengelolanya. Oleh karenanya, pemerintah melalui Dinas Pertanian memberlakukan standar ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) yang berisi standar produksi serta pembukaan lahan untuk sawit di Indonesia. Adapun kondisi sawit saat ini dihadapkan dengan permasalahan terus bergantinya kebijakan dan aturan yang berlaku terkait pengaturan sawit, konversi lahan hutan yang cenderung membawa dampak buruk terhadap lingkungan, dan seringkali ditemukannya pelanggaran HAM dalam praktik pengelolaan sawit. Oleh karenanya, perlu mengampanyekan ISPO sebagai acuan dalam melakukan aktivitas terkait sawit, pemetaan kawasan sehingga pembagian ruang semakin jelas, adanya panduan perencanaan kebun sawit, sinkronisasi perencanaan RTRW setempat dengan lahan untuk sawit, pentingnya peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan, dan penyediaan infrastruktur sehingga meningkatkan efektivitas.
Author: Aditya Mahardika
Ingin mengetahui lebih lanjut? Baca pembahasan lengkapnya melalui tautan berikut!